PROPERTY MAJALENGKA – Kabupaten Majalengka berpotensi menjadi kawasan industri tekstil baru di Jabar. Terutama, di kawasan Aerocity Kertajati yang juga akan dibangun Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Imam Haryono mengatakan, pengembangan industri di Jabar masih me mung kinkan, terutama di wilayah Timur. “Khususnya, di Kabupaten Majalengka ber potensi menjadi kawasan industri tekstil,” kata Imam di Bandung, akhir pekan lalu. Kawasan Majalengka akan menjadi relokasi sejumlah industri tekstil yang ada di kawasan Bandung Raya. Saat ini, industri tekstil di Bandung Raya sudah padat dan dihadapkan dengan kemungkinan kesulitan air bawah tanah.
Sementara itu, kawasan Majalengka memiliki hamparan datar yang ideal untuk industri. Selain itu, lokasinya juga berdekatan dengan BIJB yang kini sudah dalam proses pembangunan landasan. Kawasan baru ini juga akan ter koneksi dengan Tol Cileunyi- Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
Lebih lanjut, Kemenperin ingin kawasan industri merata khususnya menyebar ke wila yah di bagian Timur Indo nesia. “Pengembangan kawas an industri didorong ke wila yah timur Indonesia, namun banyak yang harus dimulai dari awal,” kata Imam.
Dukungan tersebut menurutnya sesuai dengan amanat bahwa pemerintah dan pe merintah daerah melakukan percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah negara kesatuan RI. Daerahdaerah lokasi pembangunan kawasan industri prioritas dan sentra industri kecil menengah didorong untuk melakukan persiapan yang diperlukan dan terus berkoordinasi de ngan Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin me nar getkan penumbuhan populasi industri sebesar 9.000 ribu usaha industri berskala besar dan sedang serta 20.000 unit industri kecil. Sebanyak 50 persen di antaranya ditargetkan tumbuh di luar Jawa.
Sementara itu, Ketua Apindo Jabar Deddy Wijaya menga takan, pengembangan kawasan indus tri baru idealnya dilaku kan dengan kesiapan infra struk tur pendu kung nya. Menu rutnya, investor masih tertarik di Indonesia, termasuk di Jabar. “Namun, harus didukung percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara,” ujar Deddy.
Deddy menyebutkan, biaya operasional industri saat ini cukup tinggi di semua sektor, baik dari transportasi, upah kerja dan biaya lainnya. Salah satunya akibat infrastruktur yang kurang mendukung. Dengan adanya industri baru, diharapkan pertumbuhan ekonomi di Jabar dapat meningkat. Selain itu, industri baru ini diharapkan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. ¦ antara, ed: friska yolandha
Sumber : http://www.kiem.co.id/
No Comments